Pembelajaran Aktif utk Kreativitas


KURIKULUM pendidikan sudah saatnya diarahkan untuk membentuk sumber daya manusia yang aktif dan kreatif.Anak didik yang penuh inovasi menjadi sasaran utama kurikulum ini. 
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) tengah mengkaji kurikulum pendidikan yang berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal meminta
pembelajaran aktif kreatif, dan menyenangkan terus dilakukan.


Upaya-upaya untuk menambah pengetahuan di bidang pedagogik hendaknya dijadikan menu yang mudah untuk diambil guru, sekolah, perguruan tinggi (PT), dan pemerintah daerah, ujarnya dalam sambutan pada seminar yang berlangsung di Auditorium Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Gedung D lantai dua Kemendiknas, beberapa waktu lalu. Menurut dia,pembelajaran aktif akan melahirkan kreativitas, inovasi,dan pembelajaran kontekstual yang sangat berarti bagi mahasiswa.


Kembali ke pernyataan Wamendiknas, siswa atau mahasiswa tidak sekadar menjawab pertanyaan dosen supaya bisa lulus, melainkan harus dirangsang kreativitasnya untuk melahirkan sebuah inovasi. Menurut Fasli Jalal, pendidikan aktif merupakan suatu upaya menambah pengetahuan di bidang pedagogik yang mudah untuk dilakukan guru, sekolah, perguruan tinggi (PT), dan pemerintah daerah. Active learning melahirkan kreativitas, inovasi, dan pembelajaran kontekstual yang berarti bagi siswa atau mahasiswa.
Bukan sekadar menjawab pertanyaan dosen supaya bisa lulus, tapi merangsang kreativitas dan inovasi, sebutnya. Fasli mengatakan, program yang melahirkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat diolah perguruan tinggi dan dimasukkan ke dalam kurikulum dan proses belajar untuk calon guru.
Modul-modul pembelajaran juga dapat diberikan bagi guru yang ingin meningkatkan kualifikasi akademiknya menjadi S-1. Senada dengan Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso mengatakan, pembelajaran aktif atau sering disebut student center learning adalah metode untuk meningkatkan proses pembelajaran.


Bagaimana membuat proses pembelajaran itu lebih berpusat kepada mahasiswa yang aktif, ucapnya. Menurut Djoko, salah satu strategi yang bisa ditempuh adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran aktif pada mahasiswa. Sistem ini meliputi pembelajaran aktif,kreatif, dan menyenangkan (Pakem) dalam praktikum pembelajaran mahasiswa pendidikan. Dengan Pakem, dosen perguruan tinggi dapat memberi contoh pembelajaran aktif dan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa di setiap perkuliahan.
Dirjen Dikti ini menjelaskan proses pembelajaran merupakan jantungnya proses pendidikan. Untuk itu, kita harus senantiasa meningkatkan kualitasnya dan adaptif terhadap perubahan pemangku kepentingan dalam berkehidupan bermasyarakat. Kehidupan pada abad ke-21 menghendaki perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar ,tuturnya. United States Agency for Interational Development (USAID) juga memberikan hibah kepada pemerintah Indonesia sebesar USD1,38 juta.
Hibah itu untuk peningkatan di tingkat sekolah dasar atau decentralized basic education (DBE 2) sampai pembelajaran aktif untuk perguruan tinggi atau active learning for higher education(ALFHE). Evaluasi USAID itu meliputi peningkatan belajar siswa atau mahasiswa, kinerja guru,kinerja kepala sekolah, lingkungan belajar,dan persepsi atau kepuasan pemangku kepentingan.




Dari waktu ke waktu, evaluasi ini tidak hanya menggambarkan kemajuan sekolah binaan, juga memberikan gambaran tentang pendidikan di Indonesia secara keseluruhan, katanya. Dari hasil evaluasi USAID, setelahadanya pelatihangurudisekolah dasar, persentase semua siswa kelas 3 dan 6 yang mencapai kompetisi bidang studi dinilai mencapai atau melebihi standar minimal bidang studi bahasa Indonesia dan IPA diakhir tahun ajaran.Peningkatan nilai untuk mata pelajaran IPA baik kelas 3 dan 6 SD mencapai 86%. Peningkatan pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD mencapai 95 %, sementara untuk kelas 6 mencapai 79%.


Kalau kita lihat dari pernyataan Wamendiknas di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa beberapa materi dan layanan PRIMAGAMA ke para siswa sangatlah tepat dan sesuai dengan upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan di bidang pendidikan.
Di Primagama, selain layanan yang bersifat Akademik, juga dihadirkan layanan Non Akademik berupa Life Skill Education dan materi-materi AMT yang berorientasi pada pembentukan kemandirian berfikir serta mengasah kreativitas dan kewirausahaan.


Sumber : http://www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
UNTUK MENAMPILKAN SOAL Klik saja Menu Dibawah ini Kemudian Klik Fullscreen

Primagama Ungaran Copyright © 2009 LKart Theme is Designed by Iwan Kurniawan,S.Si